• Post author:
  • Post category:Berita
  • Reading time:2 mins read

Jakarta, CNN Indonesia — Peneliti Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Fadli Ramadhanil menganggap naik turunnya suara parpol di Sirekap KPU secara tiba-tiba terbilang aneh.

Hal tersebut Fadli sampaikan ketika merespons lonjakan perolehan suara PSI di Sirekap KPU beberapa hari terakhir dalam wawancaranya dengan CNN Indonesia TV, Minggu (3/3).

“Kalau jumlah suara naik turun itu aneh. Karena enggak mungkin itu terjadi. Kalau tiba-tiba naik dan turun jumlah suara, enggak mungkin,” kata Fadil.

Fadil menjelaskan naik dan turun suara secara tiba-tiba dimungkinkan jika ada koreksi rekapitulasi yang dilakukan oleh penyelenggaraan pemilu secara formal. Semisal terdapat kesalahan perhitungan dan telah dikoreksi oleh saksi, Panwascam dan petugas PPK.

“Kalau presentase [suara] mungkin, itu fluktuatif, karena tergantung besaran suara yang masuk,” ujarnya.

Di sisi lain, Fadil tidak sepakat jika KPU sekadar minta maaf lantaran mengakui Sirekap banyak masalah dan masalah menjadi selesai. Pasalnya, KPU merupakan penyelenggara pemilu yang bertanggung jawab memastikan semua manajemen pemilu berjalan profesional. Terlebih, ia mengatakan Sirekap dibentuk KPU dengan biaya yang mahal.

Fadil menyoroti angka perolehan suara parpol dalam Sirekap kerap kali alami kontroversi. Menurutnya, terdapat suara parpol naik turun dan dokumen C-Hasil tidak diunggah semua.

“Kalau ada problem selesai minta maaf, kita enggak perlu KPU. Makanya teman-teman DPR harus merespons ini. Soal Sirekap, manajemen pemilu kan kacau balau semua,” ujarnya.

Di sisi lain, Fadil menegaskan dugaan tindak penggelembungan suara dalam Pemilu tak perlu menunggu sampai digugat ke MK. Sebab, saat ini proses rekapitulasi suara masih berlangsung.

Ia mengatakan Bawaslu hingga saksi-saksi parpol memiliki peran penting pada proses rekapitulasi suara lantaran memiliki otoritas menangani pelanggaran administratif pemilu.

“Bawaslu dan saksi peserta pemilu dan kpu memegang C-hasil. Nah itu bisa di koreksi berjenjang. Esensi rekap secara berjenjang itu kan itu. Enggak perlu nunggu ke MK, bisa dikoreksi oleh saksi partai. Itu gunanya rekap manual itu,” kata dia.

Baru-baru ini PSI disorot publik lantaran terjadi lonjakan perolehan suara dalam Sirekap dalam beberapa hari terakhir. Banyak kalangan yang menilai kondisi ini anomali.

Per Senin (4/3), pukul 06.00 suara PSI masih bertahan di angka 3,13 persen atau sebesar 2.404.199 suara. Jumlah itu sebelumnya sempat disorot karena alami kenaikan setelah hanya bertahan di angka sekitar 2,8 persen.

 

 

Artikel ini telah tayang di CNN Indonesia dengan judul “Perludem soal Ledakan Suara PSI: Naik Atau Turun Tiba-tiba Itu Aneh”, https://www.cnnindonesia.com/nasional/20240304081408-617-1070014/perludem-soal-ledakan-suara-psi-naik-atau-turun-tiba-tiba-itu-aneh.