Kekhawatiran atas munculnya calon tunggal dalam Pilkada Serentak 2018 akhirnya muncul juga. Setidaknya Pilkada di empat daerah dipastikan hanya akan diikuti oleh pasangan calon tunggal.
Di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, pasangan petahana juga akan melenggang tanpa lawan pasangan lain. PDIP, PKB, Partai Demokrat, Partai Golkar, PAN, Partai Hanura, dan PPP memastikan akan mengusung pasangan Juliyatmono dan Rober Christanto.
Walau maju tanpa saingan pasangan lain, namun Asep tetap berharap mendapat lawan. “Prinsipnya kami mau ada lawan, atau bentuk kotak kosong sama calon tunggal sama saja. Kami sama-sama memiliki lawan,” kata dia.
Sedangkan Juliyatmono tidak masalah jika melawan kotak kosong atau melawan pasangan lain. “Saya tidak berpikir ke sana (melawan kotak kosong), nanti bagaimana mekanismenya,” kata Juliyatmono.
Di Banten, setidaknya tiga daerah pilkada hanya akan diikuti satu pasangan calon. Di Kota Tangerang, calon tunggal yang juga petahana Arief Wismansyah-Sachrudin. Bahkan, Arief-Sachrudin didukung 10 partai politik.
“Semuanya sudah mendukung, 10 partai di Kota Tangerang sudah,” kata Asep Ferry Bastian, ketua tim pemenangan pasangan Arif-Sachrudin kepada detikcom, Tangerang, Minggu (7/1/2018).
Di Kabupaten Lebak, petahana Iti Octavia Jayabaya dan Ade Sumardi, akan maju kemungkinan tanpa lawan.
Sedangkan di Kabupaten Tangerang Zaki Iskandar-Mad Romli, kemungkinan juga akan melawan kotak kosong.
Direktur Eksekutif Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini, menilai, partai politik banyak yang memberikan dukungannya kepada calon tunggal karena ingin berkuasa secara instan.
Mereka mendukung calon yang sudah ada dari pada menyiapkan kader sendiri. Kemunculan calon tunggal bisa dihindari jika partai politik memiliki banyak kader.
“Pilkada seharusnya dilihat partai sebagai uji ketangguhan lembaga dalam merebut pengaruh pemilih. Kalah atau menang harusnya jadi target kedua,” kata Titi seperti dinukil dari Antaranews.com, Selasa (2/1/018).
Calon tunggal ini tak hanya membuat masyarakat tak punya pilihan. Karena partai politik enggan mendidik dan menyiapkan kader, maka politik dinasti jadi makin terpelihara.
Perludem menemukan bahwa 90 persen calon tunggal pada Pilkada 2017 adalah petahana di daerah tersebut atau tokoh yang memiliki relasi dengan penguasa daerah itu.
Iti Octavia Jayabaya yang menjadi Bupati Lebak sejak 2013, adalah putri dari Bupati Lebak sebelumnya, Mulyadi Jayabaya. Mulyadi sudah menjabat Bupati Lebak selama dua periode 2003-2013.
Demikian pula dengan Zaki Iskandar, dia adalah putra dari Ismet Iskandar, Ismet menjadi Bupati juga dua periode. Sedangkan Zaki, jika dalam Pilkada ini terpilih lagi, ia akan menjabat dua periode juga 2003-2013.
Titi memprediksi jumlah calon tunggal dalam Pilkada 2018 akan meningkat. Hal ini bisa dilihat dari adanya kecenderungan kenaikan angka calon tunggal pada Pilkada 2017, dibandingkan dengan Pilkada 2015.
“Tadinya hanya tiga dari 269 pilkada, kemudian jadi sembilan yang memiliki calon tunggal dari 101 pilkada,” ujarnya.
Tiga daerah pada 2015 yang hanya memiliki satu pasangan calon kepala daerah adalah Kabupaten Timor Tengah Utara, Blitar, dan Tasikmalaya.
Sedangkan 9 daerah dengan calon tunggal pada Pilkada Serentak 2017 adalah Kota Sorong, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Kabupaten Pati, Kabupaten Landak, Kabupaten Buton, Kabupaten Maluku Tengah, Kota Jayapura, Kabupaten Tambrauw, dan Kota Tebing Tinggi.
Sumber: https://beritagar.id/artikel/berita/calon-tunggal-pelestari-dinasti-politik